Diantara tangguh keris tua yang timbul, keris tangguh Tuban mungkin satu-satunya keris tangguh tua/sepuh yang masih gampang/poly pada jumpai/didapatkan kini. Tidak misalnya tangguh sepuh lain misal majapahit, pajajaran, kediri, singosari, sedayu dll. yang sangat sulit untuk pada jumpai apalagi didapatkan, kecuali hanya pada saksikan pada
Pusaka Cacing Kanil, Benda Bertuah Khodam Ghaib. Sarana Penarik Kekayaan, Pagar Ghaib, Pengasihan serta Melenyapkan Sengkala Energi Negatif, Pembawa Keberuntungan Hidup di Segala Bidang Selain pemancar energi kekayaan, kempuhan pusaka cacing kanil juga bisa dimanfaatkan untuk membuka pancaran aura positif pada tempat usaha Anda. Usaha jadi lebih laris, mengundang pelanggan dan pembeli. Untuk Itu, Luangkan Waktu Anda 3 menit saja untuk membaca ulasan tentang Pusaka ini sampai selesai. Atau jika anda tidak ada waktu untuk membaca, anda bisa langsung menghubungi nomor 0811 2680 557 melalui telpon/SMS/Whatsapp untuk berkonsultasi bersama Praktisi Spiritual, Master Rizha. Pusaka Cacing Kanil ini berbentuk seperti cacing dengan ukurang kurang lebih 7-8 cm dan memiliki 7 buah luk. Karakter dan Sifat khodam Cacing Kanil ini patuh dan setia pada tuannya. Terutama pada tuannya yang memanfaatkan energinya untuk tujuan yang baik. Khodam Cacing Kanil sudah dinetralisir energinya, sehingga tidak akan mengganggu siapapun. Aman dan tanpa pantangan apapun selama menggunakannya. PRAKTIS SIAP PAKAI, TINGGAL DISIMPAN SAJA ENERGI OTOMATIS BEKERJA! Berbeda dengan benda pusaka pada umumnya yang ribet sebelum menggunakannya, pusaka ini lebih praktis digunakan. Tidak membutuhkan lelaku, puasa, dan ritual untuk mendapatkan khasiatnya. Cara Menggunakan pusaka Cacing Kanil ini tidaklah rumit sama sekali. Baik itu untuk pelet, perlindungan gaib, pelarisan, dan tujuan lainnya. Karena setelah melakukan aktivasi dan penyelarasan energi, Pusaka ini secara otomatis akan bekerja dan memancarkan energi untuk membantu Anda mewujudkan hajat Anda. Tidak ada mantra yang panjang bacaannya dan merepotkan, manakala Anda ingin mendapatkan khasiat pusaka cacing kanil ini. Anda tinggal simpan di laci meja kerja, di laci tempat Anda menyimpan uang, dalam kotak khusus atau di dalam almari. Semuanya tidak masalah, karena energinya bekerja secara batin. TUAH PUSAKA CACING KANIL MASTER RIZHA PEMANCAR ENERGI KEKAYAAN & KESUKSESAN Melipatgandakan penghasilan Mendatangkan rezeki dari sumber yang tidak terduga Memudahkan pembayaran atau pelunasan hutang Memudahkan penagihan hutang Mencukupkan rezeki, artinya sebanyak apapun kebutuhan Anda Insyaallah akan terpenuhi tanpa harus berhutang ke kanan-kiri Melancarkan sirkulasi atau perputaran keuangan Terhindar dari tindak kejahatan pencurian dan perampokan, baik yang dilakukan oleh sesama manusia maupun yang dilakukan oleh tuyul atau makhluk gaib sebangsanya Terbebas dari kefakiran atau tidak lagi bergantung pada orang lain Apabila dihadapkan dengan kebutuhan besar dan atau mendadak, Anda akan selalu diberi pertolongan untuk memenuhinya. Pertolongan ini biasanya muncul dari atau dengan jalan yang sebelumnya tidak pernah Anda perkirakan. Atas izin Tuhan yang maha Kuasa, energi khodam pusaka cacing kanil’ akan membantu Anda menjadi magnet rezeki dalam situasi apapun. Membantu Anda menguatkan aura kerezekian dan aura kesuksesan dalam diri Anda yang selama ini pasif dan kurang maksimal. Bisa dipakai untuk meningkatkan hasil pertanian dan hasil berkebun, sehingga keuntungan yang Anda dapatkan pun jauh lebih melimpah. SARANA PELARISAN DAGANG & USAHA Menghilangkan kesialan usaha atau bisnis. Pelanggan selalu merasa puas dan kembali lagi ke tempat Anda, karena tempat anda dianggap yang terbaik. Meningkatkan aura positif yang akan mendatangkan pembeli datang ke tempat usaha Anda. Mengubah calon pembeli menjadi pelanggan setia. Mempermudah dan memperlancar segala macam urusan dalam jual-beli Meningkatkan kemampuan Anda menawarkan produk atau jasa apapun apapun kepada pembeli. MEMBENTUK PAGAR GAIB DAN PEMBERSIHAN SENGKALA ENERGI NEGATIF Membentuk banteng gaib pada tempat usaha Anda yang akan bereaksi secara aktif 24 jam penuh Menjauhkan Anda dan orang-orang di sekitar Anda dari ancaman ilmu santet dan ilmu hitam. Menjauhkan tempat usaha Anda dari sengkala energi negatif yang sering menimbulkan kesialan. Memancarkan energi perlindungan yang akan melindungi Anda dan keluarga dari ancaman marabahaya. Jika ditanam di dalam tanah, maka energi khodam cacing kanil akan membantu melindungi tanah/kebin tersebut dari niat jahat siapapun. Menyingkirkan energi negatif pada diri Anda, sehingga Aura wajah anda lebih berseri dan banyak orang yang suka dan nyaman kepada anda. Energi pagar gaib dari cacing kanil puser bumi memperkecil peluang dan kesempatan terjadinya pencurian dan perampokan pada tempat usaha Anda. PEMANCAR ENERGI PENGASIHAN Energi khodam pusaka cacing kanil memudahkan Anda memikat hati dan perhatian orang yang Anda sukai Meningkatkan pancaran aura positif yang membuat Anda senantiasa disayangi dan dicintai siapapun. Pandangan mata Anda memiliki pancaran aura positif yang membuat orang lain terpesona. Memudahkan Anda mendapatkan cinta pria/wanita idaman Anda. Bagi Anda yang kesulitan mendapatkan jodoh yang tepat. Energi khodam pusaka ini memudahkan Anda mendapatkan kekasih yang sesuai dengan kriteria Anda. Menghilangkan minder dan meningkatkan rasa percaya diri Anda, manakala mendekati orang yang Anda sayangi Meningkatkan keharmonisan Anda dengan pasangan Anda. PEMBAWA AURA KEBERUNTUNGAN Meningkatkan pancaran aura positif yang akan mendatangkan keberuntungan dalam berbagai situasi dan kondisi Sebagai sarana buang sengkala, menjauhkan berbagai macam energi negatif yang sering menimbulkan kesialan dalam kehidupan Anda. Membangkitkan energi positif yang senantiasa membantu Anda mendapatkan apa yang Anda cita-citakan dan Anda inginkan. Energi dari khodam pusaka cacing kanil, Anda akan senantiasa mendapatkan keberuntungan-keberuntungan yang tidak terduga. Membuka banyak jalan kesuksesan yang mudah anda capai. Usaha apapun akan tetap mudah anda jalankan tanpa hambatan. Menjauhkan Anda dari bayang-bayang masa lalu yang menghalau Anda dari pencapaian kesuksesan Mampu membuang mimpi buruk yang membuat Anda depresi sehingga sulit mencapai kesuksesan Dapat menjauhkan diri dari pengaruh buruk Dapat membantu mengatur mood Anda menjadi lebih baik Mempermudah kelancaran segala urusan Anda Anda akan mendapatkan segala kemudahan masalah asmara, karier, jabatan, dan bisnis Anda Meningkatkan kebahagiaan pembawa sarana MAHAR PUSAKA CACING KANIL’ Karena proses ritual yang teliti dan energi spiritual yang tinggi pada Pusaka Cacing Kanil’ yang punya manfaat luar biasa ini, anda hanya cukup mengganti maharnya senilai Rp Mahar yang anda kirimkan ini tidak sebanding dengan kesuksesan dan keberhasilan Anda. Tentunya sudah terangkum dalam manfaat Pusaka Cacing Kanil’ ini. GRATIS BIAYA KIRIM Untuk biaya pengiriman kami akan tanggung khusus untuk tujuan pengiriman ke seluruh Indonesia melalui jasa pengiriman Pos Kilat. Tapi untuk anda yang ingin menggunakan jasa pengiriman TIKI/JNE, anda akan dikenakan ongkos kirim Rp untuk pengiriman pulau Jawa, Rp untuk pengiriman luar Pulau Jawa, Rp untuk pengiriman seluruh Wilayah Asia, Rp untuk pengiriman diluar Wilayah Asia. CARA MENDAPATKAN PUSAKA CACING KANIL’ Anda bisa mendapatkan Pusaka Cacing Kanil’ ini dengan 2 cara Pemaharan langsung dengan datang ke kantor kami di Jl. Lumbung Sari II, Kalicari, Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah pada jam dan hari kerja. Senin-Sabtu jam Pemaharan jarak jauh juga bisa kami layani dengan cara mengirimkan mahar ke rekening kami. Setelah itu, silahkan lakukan konfirmasi pesanan pada kami dengan mengirim data diri dan alamat lengkap ke nomor kontak kami agar pesanan anda bisa kami proses secepatnya. Konsultasi Telp/SMS/WA 08112680557
Mahar TERMAHAR Tn. AHP, Gatsu – Jakarta 1. Kode GKO-407 2. Dhapur Cacing Kanil 3. Pamor Singkir 4. Tangguh Cirebon Abad XVII 5. Sertifikasi Museum Pusaka No 1616/ 6. Asal-usul Pusaka Rawatan/Warisan Turun Temurun 7. Dimensi panjang bilah 22,2 cm, panjang pesi 11,4 cm, panjang total 33,6 cm 8. Keterangan Lain warangka seken original, methuk wijaya kusuma/kembang kliyang, eks kinatah ULASAN CACING KANIL, jika kita membuka serat-serat lama sebagai referensi penamaan sebuah dhapur dari suatu keris/tombak, seperti Kawruh Empu 1914, Kitab Sejarah Keris 1951, dan Buku Gambar 164 Keris dan 52 Tombak Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Paku Buwana X akan ditemukan nama Cacing Kanil sebagai tombak yang mempunyai luk berjumlah lima 5. Kekhasan bentuk Cacing Kanil terletak pada kerampingan dan lengkung kurva yang menyerupai cacing sedang menggeliat. Berbagai cerita pitutur mengelilingi kemunculan cacing Kanil dalam jagad tosan aji Nusantara. Salah satunya menghubungkan Cacing Kanil dengan “isen-isen” tongkat komando yang selalu dibawa oleh Bung Karno, Sang Proklamator RI. Menurut catatan, pernah terjadi sekitar 6 kali percobaan pembunuhan terhadap Bung Karno namun tak ada satupun yang berhasil. Kegagalan percobaan pembunuhan tersebut dipercaya tidak hanya karna faktor keberuntungan semata, namun sejak rentetan peristiwa itu masyarakat umum justru semakin percaya, bahwa sosok yang mempunyai kharisma kuat itu, juga memiliki piyandel yang diduga tersimpan di dalam tongkat komando. Itulah kenapa diam-diam tombak cacing kanil diidamkan oleh para pecinta tosan aji. Dipercaya pula jika dulunya Cacing Kanil adalah sebagai senjata untuk “menyudahi” mereka yang berilmu kebal hingga tidak mempan senjata apapun. Konon pula tombak Cacing Kanil difungsikan secara khusus untuk menembus kere waja atau baju zirah biasanya tombak/keris yang mampu menembus baja merupakan buatan Mpu Brajaguna zaman Kartasura-Surakarta. Dan memang secara ergonomi bentuk Cacing Kanil yang panjang dan ramping akan sangat cocok untuk menembus baju zirah model klasik, yang terbuat dari cincin-cincin besi yang saling sambung dan dijalin hingga seperti baju/rompi. KANGJENG KYAHI CLEREG, merupakan salah satu pusaka Keraton Kasultanan Yogyakarta yang berbentuk tombak. Tombak ini sebenarnya bukan dimiliki oleh Sultan maupun keluarga dekatnya, melainkan milik salah satu dari prajurit Pangeran Mangkubumi yang bernama Prawirarana. Peristiwa besar yang melibatkan kiprah tombak pusaka ini adalah ketika terjadi pertempuran di Jenar, Bagelen sekarang Purworejo pada tanggal 22 Suro tahun 1677 Jimawal atau 12 Desember 1751. Pemimpin pasukan belanda kala itu bernama Mayor Clereg berhadapan dengan abdi dalem Mantrijero, bernama Wiradigda. Mayor Belanda itu bersenjatakan pedang sedangkan prajurit Mangkubumi bersenjata tombak. Dalam perang tersebut tombak Wiradigda berhasil menusuk bahu sang Mayor, sehingga pedang yang dibawanya lepas dan terjatuh. Saat berupaya mencabut pistol dari ikat pinggangnya, prajurit lain yang bernama Prawirarana lebih sigap dan tangkas, tombak yang dibawanya segera ditusukkan ke leher Mayor Clereq hingga tewas seketika. Karena jasanya kepada Mataram, tombak tersebut oleh Pangeran Mangkubumi diminta dan diganti dengan imbalan mahar tertentu, dan diberi nama Kanjeng Kiyahi Klerek, karena tombak ini pernah menghilangkan nyawa Mayor Clereq. Mengenai pusaka tombak Kiyahi Klerek ada yang mengatakan berdhapur Bandotan, namun menurut KRT Hastono Negoro yang pernah merawat pusaka tersebut mengatakan bahwa dhapur tombak tersebut adalah Cacing Kanil Luk 7 tangguh Majapahit. FILOSOFI, Tombak Cacing Kanil, selain dikaitkan dengan legenda seorang tokoh bernama Syeh Siti Jenar dapat dibaca disini, dalam kitab Adiparwa juga disebut-sebut merujuk pada kisah sesosok ular naga Taksaka yang menjelma menjadi seekor ulat. Naga tersebut bersembunyi sebagai ulat di dalam buah jambu air serupa cacing bersembunyi dalam tanah merah. Dikisahkan, dalam cerita Adiparwa, dimana Dewi Kadru yang tidak memiliki anak meminta Resi Kasyapa agar menganugerahinya dengan seribu orang anak. Lalu Bagawan Kasyapa memberikan seribu butir telur agar dirawat Dewi Kadru. Kelak dari telur-telur tersebut lahirlah putera-putera Dewi Kadru. Setelah lima ratus tahun berlalu, telur-telur tersebut menetas. Dari dalamnya keluarlah para naga. Naga yang terkenal adalah Basuki, Anantaboga, dan Taksaka. Berlanjut pada kisah Mahabarata, Baratayuda telah berakhir dengan kemenangan di pihak Pandawa. Namun, semua putra-putra Pandawa tidak ada satupun yang masih hidup karena Pancawala-pun akhirnya juga terbunuh oleh Aswatama putra Resi Dorna. Tinggallah Parikesit, cucu Arjuna dan putra Abimanyu yang telah gugur di medan Kurusetra dengan Dewi Utari, yang kemudian dipersiapkan menjadi calon raja di Hastinapura. Setelah dianggap dewasa, Parikesit dinobatkan menjadi raja Hastinapura menggantikan Yudistira. Yudistira dan keempat saudaranya bersama-sama Drupadi kemudian mengundurkan diri dan meninggalkan Hastinapura untuk pergi menuju Puncak Mahameru. Salah satu kesenangan Parikesit ini adalah gemar berburu binatang di hutan. Diceritakan bahwa saat Maharaja Parikesit dari Hastinapura pergi berburu, ia kehilangan jejak buruannya dan masuk ke sebuah kediaman brahmana/pertapaan. Ia bertanya kepada seorang pertapa bernama Samiti yang sedang duduk bermeditasi karena hanya pertapa tersebut yang ia temui. Pertapa tersebut diam membisu saat Parikesit bertanya. Merasa tidak dihiraukan dan didiamkan, Parikesit menjadi jengkel, lalu mengambil bangkai ular dengan gendewanya dan dikalungkannya bangkai tersebut ke leher sang Begawan. Setelah itu ditinggalkannya begitu saja sang Begawan dengan lilitan bangkai ular di lehernya. Putra Samiti, yaitu Kalla Srenggi, merasa marah atas perbuatan tersebut. Atas penjelasan Sang Kresa yang mengetahui kejadian tesebut, Kalla Srenggi mengutuk Raja Parikesit agar mati digigit ular tujuh hari setelah kutukan diucapkan. Samiti kecewa pada anaknya yang telah mengutuk Raja Parikesit. Akhirnya ia pergi menemui raja tentang perihal kutukan tersebut, namun Raja Parikesit malu, dan lebih memilih melindungi diri dari kutukan dengan menggiatkan penjagaan atas dirinya. Kemudian Kalla Srenggi mengutus Naga Taksaka untuk membunuh Sang Raja. Pada hari yang ketujuh, naga Taksaka pergi ke Hastinapura. Di sana Sang Raja dilindungi dan dijaga oleh para brahmana, prajurit, dan ahli mengobati bisa. Agar mampu menjangkau Sang Raja, Naga Taksaka mengubah wujudnya menjadi ulat dan masuk dalam buah jambu. Lalu ia menyuruh naga yang lain untuk menyamar menjadi brahmana dan menghaturkan jambu tersebut. Pada saat Sang Raja menerima buah jambu dari brahmana yang menyamar tersebut, Naga Taksaka kembali ke wujud semula dan mengigit Raja Parikesit. Karena gigitan Sang Naga yang sakti, Raja Parikesit terbakar sampai menjadi abu. Berakhir sudah hidup sang Raja Parikesit di tangan Naga Taksaka. Kutukan Sang Srenggi sudah terlaksana, Naga Taksaka pun pergi masuk ke dalam bumi. Kisah tersebut di atas bisa diangkat menjadi hal yang positif. Sebuah pelajaran moral bagi seorang pemimpin agar selalu bertindak dengan kesabaran, tidak grusa-grusu dalam segala tindakannya. Bisa menghargai dan menghormati orang lain serta tidak membiarkan nalarnya dikuasai emosi sesaat, karena yang menanggung rugi bukan hanya dirinya sendiri tetapi juga mereka yang dipimpinnya. Dan di lain sisi bahwa setiap individu harus mempersiapkan segala hal dengan sedetail mungkin, maka di satu sisi ia harus pula bersiap menghadapi kemungkinan yang terburuk. Dan kepercayaan tombak Cacing Kanil bersembunyi di dalam tongkat untuk menemani pemiliknya, yang bila sewaktu-waktu dibutuhkan siap dihunus, dari awalnya tidak diperhitungkan akan menjadi senjata pamungkas, mematikan seperti sang Naga Taksaka. METHUK KEMBANG KLIYANG, apabila kita cermati lebih seksama pada bagian methuk tombak ini terdapat semacam bentuk kelopak bunga. Bentuk tersebut mirip dengan “kembang kliyang” atau bunga tiba, yakni motif dan hiasan yang terlihat pada rupa topeng Cirebon. Ornamen kembang kliyang hanya terdapat pada karakter Panji dan Patih/Tumenggung yang memperlihatkan watak manusia dewasa yang telah menemukan jati diri serta segala kebaikan dalam dirinya. Dalam keislaman, ia telah mencapai tingkatan tarekat dimana semua perilaku sehari-hari mengacu pada sunnah, hadist Nabi, dan Al-quran sebagai penunjuknya. WARANGKA SEKEN, Jika umumnya tombak-tombak dipasang pada landeyan dan diberikan tutup model kudup, terdapat pula jenis warangka tombak lain yang banyak dipakai oleh masyarakat, yakni warangka seken. Bentuknya ramping, layaknya perpaduan antara sandang walikat dan tongkat komando. Tombak yang biasanya disandangi dengan warangka seken umumnya bukan yang berbilah lebar dan panjang. Untuk memudahkan jika hendak disengkelit atau dibawa bepergian. Rata-rata merupakan tombak yang dipusakakan oleh pemiliknya. PAMOR SINGKIR, Adalah penamaan umum untuk motif gambaran pamor yang bentuknya menyerupai garis membujur adeg dari pangkal ke ujung bilah keris, tombak atau tosan aji lainya. Walau sebenarnya Singkir bukan nama pamor, melainkan nama seorang empu yang tidak hanya satu orang namun berasal dari zaman yang berbeda pula. Misalnya, ada Empu Singkir dari dusun Tapan pada zaman Pajajaran, Empu Ki Singkir Wonoboyo dari zaman Majapahit, Empu Singkir dari Sedayu, dan ada juga Empu Setra Banyu dari zaman Mataram. Kebetulan sebagian besar keris dan tosan aji yang dibuatnya banyak dijumpai menggunakan motif adeg. Keris/tombak yang dibuat oleh para Empu yang bernama Singkir tadi juga dipercaya melekat tuah-tuah khusus, seperti singkir geni memadamkan api, singkir banyu menolak hujan/banjir, singkir bayu meredakan angin, dan singkir baya menolak bahaya. Wallahu a’lam. CATATAN GRIYOKULO, Jika rata-rata methuk pada cacing kanil lebih banyak dibuat secara sederhana, bahkan methuk-nya seringkali hampir tak terlihat, maka methuk cacing kanil yang satu ini tergolong spesial dengan penampilan yang berbeda, menyerupai kelopak bunga. Di daerah Jawa bagian Tengah dan Timur dikenal dengan methuk wijayakusuma. Melihat guratan-guratan kalenan yang ada pada bagian methuk ini pula, sangat dimungkinkan jika dulunya pada bagian methuk cacing kanil ini diberikan hiasan logam seperti emas, perak atau lainnya. Pandangan mata selanjutnya akan tertuju pada bentuk luk rengkol yang manis, seperti luk keris atau tombak yang berasal dari tlatar Pengging. Dapat dibayangkan kiranya jika pada bagian methuk berhiaskan warna kuning dari emas, berpadu dengan lengkungan rengkol yang eksotis menghasilkan sebuah pusaka yang cantik namun mistis. Pada saat didapatkan cacing kanil ini penuh dengan endapan misik dan bau khas yang menyengat, wingit khas keris/tombak Cirebonan. Warangka seken model macan ali yang adapun masih original bawaannya dalam kondisi baik, digarap secara apik bahkan pada area mata diberikan semacam hiasan batu dan nyaman untuk digenggam. Tidak ada pekerjaan rumah yang menanti, panjenengan tinggal menyimpan dan merawatnya saja. Dialih-rawatkan dimaharkan sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera. Contact Person Griyokulo Gallery Jl. Teluk Peleng 128A Kompleks TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan Facebook Griyo Kulo SMS/Tlp/WA 0838-7077-6000 Email admin ———————————— error Courtesy of Griyokulo. Silahkan hubungi kami jika membutuhkan informasi, atau sharing kawruh atau sumbangsih dsb. Matur sembah nuwun. Salam Budaya
SubscribeVia Email. Sign up for our newsletter, and well send you news and tutorials on web design, coding, business, and more! You'll also receive these great gifts:
Wahabbin Munnabbih mengatakan, Sulaiman senantiasa memakai cincin di jarinya. Dia tidak pernah melepaskannya siang dan malam. Apabila masuk ke toilet, dia mencopotnya dan menitipkan kepada orang yang dipercayainya.
.